• Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Emas168
  • Rantai

    ByRully mufarika

    Rantai

    Pertama-tama yang harus saya klarifikasi adalah ini bukan cerpen atau tulisan mengenai seorang jomblo yang galau, remaja yang gundah setelah diputuskan oleh sang kekasih tercinta, atau Naruto yang galau diacuhkan oleh Sakura, jadi jika Anda salah fokus, lebih baik Anda “klik untuk mundur,dan tahan untuk melihat riwayat” Kedua adalah bahwa saya bukan anak teknik mesin/teknik otomitif apalagi teknik elektro, saya (insyaa Allah) tulen anak teknik sosial jadi ketika Anda membaca (lebih tepatnya punya waktu membaca tulisan receh ini) dan menemukan kejanggalan ditulisan saya ini (yang saya sendiri juga ada fase gagal faham dan kejanggalan dalam menulisnya) mohon untuk kemaklumannya dan terbuka untuk kritik, saran, nasihat, petuah, dan motivasi-motivasi ala Cak Nun, Mario Teguh, Mario Maurer dan sebagainya..
    Rantai dan Mata Rantai
    Oke, untuk mengawali tulisan ini saya akan mengajak Anda untuk bersama-sama memahami judul tulisan diatas dulu. Rantai.. Siapa yang tak tahu rantai ? (saya yakin) Anda semua pasti sudah mengetahui apa itu rantai. Rantai adalah bagian yang (sebenarnya juga penting) dalam kendaraan khususnya kendaraan roda dua. Namun dia sering terlupakan (memang fitrah rantai menjadi hal yang hitam,gelap, tersembunyi, tak terjamah, dan tak terlihat) oleh sebab sudah tergantikan oleh fungsi-fungsi bagian atau komponen kendaraan yang lebih instant seperti bensin, ban, oli, pelumas, dan lain-lain yang cepat habis secepat kita makan mie instant . Biasanya orang yang sebelum berangkat entah kuliah/kerja/sekolah akan mengecek bensin dulu, sambil telinga dan mata dirapatkan dan motor di ocak-acik untuk melihat seberapa banyak bensin yang ada, berbeda dengan rantainya.. boro-boro mengecek kondisi rantai sepeda / motor, itu rantai kalau belum putus (penulis yakin) mustahil rantai itu akan diperiksa lgi, atau minimal di cek. Asal sepeda atau motor itu berlajan, ya sudah.. ya wis buhal. Begitulah kita, sukanya menunggu kalau sudah rusak, sukanya menunggu kalau sudah tidak cocok, sukanya menunggu kalau sudah tidak punya feel yang sama, sukanya menunggu revisi yang ada (eh lupakan bagian ini). Lanjut, keadaan mata rantai yang menyusun rantai kemudian menjadi motor penggerak ini tak ubahnya seperti yang dikatakan Mbah Easton bahwa sub sistem yang menyusun sistem dan sistem menyusun sub sistem, begitulah seterusnya. Bahwa : Sesuatu yang besar pun tersusun dari yang kecil seperti halnya peribahasa sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit.
    Gagal Paham
    Lembaga / komunitas / unit / kelompok adalah suatu bentuk perkumpulan yang terdiri dari individu yang biasanya basicnya adalah orang yang (sudah sewajarnya) berbeda berbeda. Cek-cok ? Ya pastilah ada ! Sebenarnya kenapa ada cek cok dan bagaimana cek cok itu ada ? Kita adalah makhluk (yang seharunya) mulia diantar makhluk-makhluk lain yang ada dimuka bumi ini, maka dari itu kita diberi rasa-rasa dan juga akal. Ada rasa coklat, manis, asem, pahit. Eh bukan maksudnya adalah ada rasa yang cenderung positive seperti : bahagia, ceria, semangat, optimis, dan lain-lain. Ada juga rasa cenderung negative misal ; sedih, kecewa, marah,galau, mutung dan sebagainya. Percek cok an ada terjadi karena rasa yang tidak sama, sama seperti jika kita makan nasi goreng dicampur soto dicampur es dawet. Weh ! Naudzubillah. Saya sih nggak mau ya.. Nasi kucing masih enak. Membayangkan rasa yang seperti itu saja saya tidak sanggup, mual coy ! Anda masih bisa mencoba soto, rawon, pecel, dawet (penulis jadi lapar) kok tanpa harus mencampur adukkannya. Eh kenapa malah membahas makanan ya, oke kita back to rantai.
    Mencoba menebak rantai sepeda yang Anda bayangkan, pasti hitam, lusuh, lembab, penuh oli dan kotor. Yah, mau bagaimana lagi resiko mah kalau mau gerak ya harus diberi oli, minyak dan kawan-kawannya. Kalau rantai nya masih putih, bresih, mengkilat, i mean masih baru mana bisa motor terebut berjalan, lha wong rantainya saja tidak dipasang. Sama halnya keluarga/komunitas/kolega/unit/kelompok kalau tidak mau lusuh, bergerak, dengan bumbu cek cok sedikit alias diam saja ya wagu kalau mau maju. Tapi yang lebih wagu adalah kalau cek-cok tersebut terjadi dan tidak diperbaiki. Ya namanya juga rantai, ya harus berkaitan satu sama lain mata rantainya supaya bisa dipakai jalan. Kalau sudah tau rantai nya mau putus, dan masih saja digasak.. mbuhlah karepe dewe. Yang namanya mata rantai, walaupun besarnya tidak ada sejempol jari bakal bahaya lo kalau tidak diperbaiki. Mau dilepas mata rantai nya ? Yo raiso (ora bisa alias ndak bisa) . Orang rantainya sudah didesign sedimian rupa panjang , lebarnya untuk dicocokkan ke motor nya.. kok main copot aja. Ya itu kebiasaan orang Indonesia (saya nggak bilang semuanya lho) ahli dan ndewo kalu disuruh mbongkar-mbongkar (termasuk mbongkar perasaan) tapi kalap kalau disuruh memasang ulang, kzl kan -_- Bisa-bisa motornya tidak bisa jalan itu, kalau sudah motor tidak bisa jalan, ya wis.. wassalam. Ini motor lho, saya belum bicara soal kumpulan manusia. Biyuh biyuh…
    Wis…wis…wis..
    Kalem…..Kalem…. jangan banting-banting laptop atau HP gara-gara emosi baca tulisan ini, istighfar and stay cool Reek ….!
    Sungguh (saya tambah yakin bahwa) sebenarnya kita tidak ingin untuk kita tidak menyukai siapapun dia atau mereka, karna saya tahu bahwa fitrah manusia sebenarnya adalah mencari kebenaran untuk mencocokkan sehingga ada ikatan diantara mereka, dan untuk mendapatkan semua itu (sebagai sesama manusia saya semakin yakin) bahwa mereka mampunyai alasan untuk membenarkan kebenaran versi mereka atau dia. Namun dari kegagalan fahaman saya tersebut diatas, ada satu hal yang saya fahami bahwa ;
    Belajar Memahami
    Menurut KBBI faham adalah (NB : Tulisan dibawah adalah copy paste dari KBBI online, jadi tidak disarankan untuk membacanya) Paham/pa-ham/1 n pengertian : pengetahuan banyak, 2 n pendapat ; pikiran : –nya tidak bersesuaian dengan—kebanyakan orang; 3 n aliran ; haluan ; pandangan ; ia mempunyai pandangan nasionalis ; 4 v mengerti benar (akan) ; tahu benar (akan) ; sebenarnya saya sendiri tidak begitu-akan perkara itu ; 5 a pandai dan mengerti benar (tentang suatu hal) : iia – bahasa Sanskerta; ia – dalam pembuatan gula; angin lalu, — tertumbuk, pb suatu hal yang banyak halangan meskipun tampaknya dapat dilakukan dengan mudah. (Ini adalah paragraf yang paling saya yakini diantara paragraf yang lain hehe tanpa ada keraguan didalamnya)
    Pesan saya adalah; Sebagai manusia (yang saya yakini faham) maka sudah selayaknya untuk kita sama-sama belajar memahami (stilah kerennya tabayyun) Disadari atau tidak, rasa sakit atau senang, enak dan tidak enak adalah berasal dari hati kita yang direspon oleh akal kemudian kita implementasikan dalam suatu tidakan yang disetir oleh akal kita tersebut. Manusia bertindak sesuai akal, akal merespon dari hati. Manusia itu ibaratnya gini.. Sama seperti komponen tubuh ibarat hati adalah raja dan akal adalah perdana menteri, Mbah Gus Mus mengatakan demikian. Jadi logikanya perdana mentri harus menuruti raja, tapi raja juga jangan sewenang-wenang (baper) kepada prajuritnya. Yang jelas sih harus ada koordinasi antara raja dan perdana menteri tersebut. Sebagai manusia yang (saya yakini lagi) sudah tinggi tingkat pemahamannya dibandingkan dengan yang lain (jin, syaiton,amoeba, dkk terserah Anda menambahkan jenis makhluk lain) adalah Anda lebih baik sering-sering membuka KBBI, seperti yang saya lakukan.. Tujuannya adalah tidak lain dan tidak bukan supaya Anda tidak gagal paham seperti saya atau (mungkin) ketika Anda membaca tulisan ini, atau bisa jadi kita malah sama-sama gagal faham dalam memahami satu sama lain, nah untuk mulai memahami kata-kata faham supaya kita tidak gagal faham maka membuka kamus dan mencari kata “faham” adalah solusi paling efektive, atau Anda punya solusi lain ? Mungkin saya ada sedikit kata-kata mutiara ( mungkin lebih tepat mutiara imitasi sebab saya bukan seorang yang pandai bersajak sebenarnya) untuk para kawan yang resah, galau, gundah, gulana bahwasannya jedilah dirimu yang memahami orang lain, posisikan dirimu untuk berada diposisi orang lain Dan pesan terakhir (dalam tulisan ini, bukan kehidupan nyata) adalah jangan pernah menaruh kepercayaanmu semaksimal dengan tulisan ini, cukup percayalah maksimal hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
    “Mungkin tidak selamanya benar bahwa suatu hal kecil seperti mata-mata rantai yang tak ubahnya seumpama butiran debu dapat diacuhkan begitu saja, seperti halnya sepeda yang mustahil akan beranjak tanpa rantai. Diam, Berkarat dan Sirna. Begitupula lah daun, bahkan gugurnya pun sudah ditakdirkan. Apalagi kita sebagai keluarga/kolega/jamaah/komunitas tentulah tidak ada permasalahan yang terlalu kecil untuk difahami dan diselesaikan. Jika ada satu persatu ikatan itu kau biarkan terlepas,maka tinggallah dan hiduplah kau seorang diri dan berbahagialah dengan bahagia versi mu sendiri. Tapi sebagai manusia yang punya hati dan bisa berfikir, terpaku dan terdiam bukanlah solusi yang tepat. Kalau mantan/temen/sahabat Anda bisa move on, kenapa Anda tidak ?”
    Yogyakarta, 17 Oktober 2016.

    About the author

    Rully mufarika administrator

    A traveller writer, reading and writing enthusiast. Currently study at University of Gadjah Mada. Bachelor of Faculty of Social and Political Sciences 2015. Good Reading, Good Writing, Good Living.

    Leave a Reply

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO
  • PADANGTOTO